Peristiwa 1965 meninggalkan beban sejarah yang krusial bagi bangsa Indonesia. Hal itu perlu mendapat perhatian serius agar segera ditemukan titik penyelesaian yang bijaksana melalui rekonsiliasi nasional. Pokok pikiran tersebut dipaparkan Eko Sulistyo, Deputi IV Kantor Staf Presiden, ketika tampil dalam Seminar Nasional bertema “Membentuk Kharakter Kebudayaan Indonesia dalam Arus Global” yang digelar di Auditoriun Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada 11 Mei 2016.
Acara seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Semarak Sejarah Kebudayaan Sebelas Maret Surakarta (SANSKERTA) yang digelar Forum Mahasiswa Sejarah (FMS) FIB UNS. Ada tiga pembicara yang dihadirkan, yakni Wahyu Susilo (dari Migrant Care), Susanto (Fakultas Ilmu Budaya UNS) dan Suprapto (Budayawan Solo). Sedang Eko Sulistyo tampil sebagai keynote speech seminar.
Dalam seminar ini Wahyu Susilo memaparkan materi berjudul “Budaya Migrasi dan Budaya Migran”, Susanto memaparkan materi berjudul “Karakter Indonesia dalam Arus Ludifikasi Global” dan Mbah Prapto (sapaan akrab Suprapto) memaparkan materi berjudul “Ngudari Gagasan Membentuk Kebudayaan Berkarakter Indonesia dalam Arus Global”. Ketika tampil sebagai keynote speech, Eko Sulistyo memaparkan materi berjudul “Menjahit Kembali Baju Keindonesiaan”.
Dalam paparannya Eko Sulistyo banyak menguraikan tentang upaya Presiden Jokowi dalam perbaikan Indonesia. Namun dalam sesi tanya jawab dengan para peserta seminar, Eko Sulistyo mengangkat soal beban sejarah peristiwa 1965 yang membawa dampak kemerosotan bagi bangsa Indonesia.
Acara seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Semarak Sejarah Kebudayaan Sebelas Maret Surakarta (SANSKERTA) yang digelar Forum Mahasiswa Sejarah (FMS) FIB UNS. Ada tiga pembicara yang dihadirkan, yakni Wahyu Susilo (dari Migrant Care), Susanto (Fakultas Ilmu Budaya UNS) dan Suprapto (Budayawan Solo). Sedang Eko Sulistyo tampil sebagai keynote speech seminar.
Dalam seminar ini Wahyu Susilo memaparkan materi berjudul “Budaya Migrasi dan Budaya Migran”, Susanto memaparkan materi berjudul “Karakter Indonesia dalam Arus Ludifikasi Global” dan Mbah Prapto (sapaan akrab Suprapto) memaparkan materi berjudul “Ngudari Gagasan Membentuk Kebudayaan Berkarakter Indonesia dalam Arus Global”. Ketika tampil sebagai keynote speech, Eko Sulistyo memaparkan materi berjudul “Menjahit Kembali Baju Keindonesiaan”.
Dalam paparannya Eko Sulistyo banyak menguraikan tentang upaya Presiden Jokowi dalam perbaikan Indonesia. Namun dalam sesi tanya jawab dengan para peserta seminar, Eko Sulistyo mengangkat soal beban sejarah peristiwa 1965 yang membawa dampak kemerosotan bagi bangsa Indonesia.
